PENCARI KEBENARAN

|
Dia adalah Salman. Namun, ia bukan Salman Khan aktor bollywood yang terkenal lewat lagu- lagu dan tariannya atau aktinnya ataukah Salman Aristo penulis sekenario film AYAT-AYAT CINTA. Tapi dia adalah Salman Al- farisi. Ia terkenal karena kegigihannya dalam mencari kebenaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Dia juga ahli dalam membuat siasak perang, terutama dalam perang Khandaq. Peperangan kaum Muslim yang dipimpin oleh Rasulullah dengan kaum Musyrikin Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan

Mujahid kita ini datang dari negeri Persia. Di negeri ini juga Islam mendapatkan jumlah yang banyak dan banyak tokoh- tokoh tanpa tanding dari sisi keimanan, keilmuan dan keduniaan. Kecenderungan pada kebenaran membuat ia rela meninggalkan ladang, kekayaan dan segala fasilitas yang disediakan ayahnya. Ia memilih ke daerah yang belum dikenal, dengan segala rintangan dan penderitaan. Berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, tanpa kenal lelah dengan tetap menjalankan ibadah.

Ia berasal dari desa "Ji", dan ayahnya adalah kepala wilayah. Awalnya ia beragama majusi dan bertugas sebagai penjaga api peribadatan agar tetap menyala. Hingga dalam sebuah perjalanan, ia melewati sebuah gereja dan melihat cara mereka sembahyang. Ia pun kagum dan berkata "Ini lebih baik dari pada agama Majusi yang kuanut selama ini". Ia tinggal di gereja itu sampai hingga ayahnya menyuruh seseorang menyusulnya . Apa yang dialaminya ia ceritakan pada ayahnya. Ayahnya pun marah dan Salman dirantai dan di kurung karena ayahnya tidak setuju ia masuk agama Kristen. Ketika masih dalam kurungan, ia sempat mengabari orang- orang Kristen bahwa ia telah menjadi salah satu pengikutnya dan akan ikut jika ada rombongan ke Syam. Permintaannya dikabulkan dan ia pun melepaskan ikatan, keluar dari kurungan dan ikut begabung dalam rombongan itu.

Sesampainya di Syam ia bertanya tentang ahli agama, mereka menjawab "Uskup pemilik gereja". Salman mengikuti dan tinggal bersama pemuka agama tersebut. Tapi sayang, ternyata Uskup ini bukanlah orang baik, ia mngumpulkan sedekah dari orang yang seharusnya mendapatkan sedekah dan menyimpannya untuk kepentingannya sendiri. Setelah uskup ini meninggal, ia digantikan oleh orang yang lain yang lebih taat beribadah dan zuhud. Sebelum uskup ini meninggal, Salman sempat bertanya kepadanya "Jika kau mati, apa yang harus saya lakukan dan kepada siapa ia harus berguru?. Uskup pun menjawab " Anakku, hanya ada satu orang yang seperti aku, ia tinggal di Mosul".

Setelah uskup ini wafat, ia langsung melanjutkan perjalanan ke Mosul dan menemui orang yang dimaksud. Ia menceritakan apa yang dialaminya dan memutuskan untuk tinggal bersama pendeta tersebut hingga ia meninggal. Namun, sebelum uskup menghembuskan nafas terakhirnya ia sempat menunjukkan Salman seorang ahli ibadah di Nasibin. Salman pun melanjutkan perjalanan ke Nasibin untuk mencari kebenaran. Hingga datang dan menceritakan apa yang dialaminya pada ahli ibadah tersebut. Lagi- lagi ia tinggal bersama seorang ahli ibadah dan ia ditinggal pergi. Dan seperti yang sebelumnya, Salman ditunjukkan seorang ahli ibadah dimana dia akan berguru setelah ia meninggal. Kali ini Salman disuruh berguru kepada seorang laki- laki di Amuria, Romawi. Disana ia bekerja sebagai peternak sapi dan kambing untuk memenuhi hidupnya.

Sebelum ahli ibadah ini meninggal, Salman meminta agar ia ditunjukkan orang yang harus ia ikuti. Dia berkata "Saat ini ada seorang Nabi yang membawa risalah dari Nabi Ibrahim. Dan ia akan hijrah di tempat yang ditumbuhi kurma yang terletak diantara dua bebatuan hitam. Dan jika kamu bisa pergi kesana dan tinggal bersamanya, lakukanlah. Dia mempunyai tanda- tanda yang jelas. Dia tidak menerima sedekah, tapi menerima hadiah. Di pundaknya ada tanda kenabian. Jika kamu melihatnya kamu pasti mengenalnya". Setelah mendengar perkataan pengikut agama itu, suatu hari Salman ikut pada rombongan yang hendak ke jazirah Arab. Ia pun diikutkan dengan imbalan sapi dan kambing miliknya. Namun, ketika sampai di daerah Wadil Qura, mereka berhianat dan menjual Salman ke orang Yahudi. Ia pun tinggal dengan orang yang membelinya, hingga pada suatu hari datang seorang Yahudi Quraidhah yang membeli dan menjadi majikannya. Disana ia bekerja pada kebun kurma hingga Allah mengutus Rasulnya.

Setelah mendengar kedatangan Rasulullah ke daerahnya, ia langsung menemui Rasulullah di Quba dengan membawa sedikit makanan untuk disedekahkan kepada beliau dan para sahabat yang ikut dalam perjalanan itu. Namun, Rasulullah tidak memakan makanan itu dan memberikan kepada sahabat yang lain. Kesokan harinya ia kembali menemui Rasulullah dan memberi makanan sebagai hadiah, Rasulullah memakan makanan itu bersama sahabat. Melihat kejadian itu, Salman berkata dalam hati "inilah salah satu tanda kedua, Rasul tidak menerima sedekah dan menerima hadiah". Beberapa hari kemudian ia kembali menemui Rasulullah ketika beliau berada di pemakaman Baqi` sedang menggiring jenazah. Salman bermaksud melihat tanda kenabian beliau dan Rasulullah mengerti apa yang dinginkan Salman, Rasulullah pun memperlihatkan tanda itu. Melihat itu, Salman merangkul dan mencium beliau kemudian menceritakan kisahnya. Ia pun dimerdekakan dari perbudakan dan jadi Muslim merdeka. Ikut dalam perang Khandaq dan bebrapa peristiwa lainnya.

Salman adalah salah satu saksi kejadian dalam perang Khandaq karena ia yang mengusulkan dibuatnya parit sebagai salah satu siasat perang untuk mengalahkan pasukan Quraisy yang jumlahnya lebih banyak dari pada kaum Muslim. Salma tahu kalau Madinah dikelilingi oleh gunung yang bisa dijadikan dinding perisai pertahanan. Hanya saja ada sudut terbuka yang tidak dikelilingi oleh gunung sehingga bisa dijadikan jalan masuk pasukan musuh ke Madinah dengan mudah. Maka itu, ia mengusulkan strategi perang yang belum pernah digunakan oleh bangsa Arab, yaitu menggali parit (Khandaq) perlindungan sepanjang sudut terbuka. Alhasil, bukan main terkejutnya pasukan musuh ketika mendapati parit terbentang dihadapan mereka. Mereka pun memutuskan untuk berkemah di luar parit. mereka tertahan dalam kemah dan tidak bisa menerobos masuk ke Madinah selama sebulan. Hingga Allah mengirimkan angin topan yang menerbangkan perkemahan mereka dan memorak porandakan tentara mereka. Subahanallah..

0 komentar:

Posting Komentar

Listen to Al- Qur`an

Listen to Quran